Pandangan Neo-Futuris Dari Film Tron: Legecy






Film Tron legecy menceritakan pada awal tahun 1989, Sam Flynn seorang anak yang kehilangan ayahnya Kevin Flynn CEO ENCOM International secara misterius. Setelah dua puluh tahun Sam yang menjadi pemegang saham utama dari perusahaan ENCOM milik ayahnya tidak berminat meneruskan perusahaan tersebut dan lebih berambisi menemukan ayahnya. Sampai pada suatu hari Alan Bradley teman dekat ayah Sam memberitahu sebuah pesan pager dan memberikan kunci gedung Flynn’s Games milik ayahnya. Sam kemudian mencari tahu ketempat tersebut dan menemukan ruang bawah tanah yang berisi perangkat teknologi milik ayahnya. Setelah berhasil membuka password dari sebuah komputer Sam terteleportasi ke Grid  yang diciptakan ayahnya. Dalam dunia virtual tersebut, Sam kemudian harus bertarung menggunakan disk mengalahkan program Rinzler. Sam yang seorang manusia terluka dan mengeluarkan darah sehingga ditangkap dan di bawa kepada CLU program yang mengusai Grid. Sam terkejut karena CLU berwajah sama dengan ayahnya.
CLU yang merupakan program yang terobsesi pada kesempurnaan menantang Sam untuk bertarung dengannya menggunakan Light Cycle. Visualisasi Light Cycle sendiri benar-benar seperti dunia virtual. Sam yang kalah dan hampir terbunuh berhasil diselamatkan Quorra untuk dibawa ke tempat persembunyian ayahnya. Anak dan bapak ini tidak menyangka bisa bertemu lagi. Kevin pun menceritakan bahwa awalnya  dia berhasil memasuki perbatasan dunia digital, bersama Tron sistem yang diciptakan Alan dan CLU sistem yang diciptakanya sendiri. Mereka adalah program yang dciptakan untuk menciptakan dunia sempurna dan berusaha membangun Utopia. Namun ada hal yang tak terduga, muncul ISOs Isomorphic algorithms program yang memiliki DNA digital yang membuat CLU tidak terima dan menghancurkanya. Untuk keluar dari dunia virtual tersebut Kevin harus menggunakan disk miliknya yang menjadi incaran CLU. Apabila kevin keluar, CLU juga bisa ikut ke dunia dan itu akan lebih berbahaya. Portal dunia yang terbuka hanya delapan jam tidak memberi kesempatan kevin untuk kembali ke dunia nyata. Akhirnya kevin terkurung disana selama dua puluh tahun.
Sam yang ingin membawa ayahnya kembali kedunia mencari bantuan kepada Zeus tanpa sepengetahuan ayahnya. Langkah Sam ternyata salah karena Zeus bersekutu dengan CLU. Terjadilah pertarungan yang mengancam keselamatan Sam, akhirnya Sam diselamatkan ayahnya yang tanpa diduga disk ayahnya tercuri dan berhasil didapatkan CLU. Dengan disk Kevin CLU berencana akan menuju ke Dunia nyata bersama koloninya. Namun usahanya tidak berhasil karena kecerdikan Kevin dan putranya. Saat sampai di depan portal dunia Sam Kevin dan Quorra dihadang oleh CLU sehingg hanya Sam dan Quorra yang berhasil keluar dari dunia virtual.

B.     Analisis
Film Tron Legecy yang mengisahkan tentang seorang designer software yang terjebak di dunia virtual menunjukkan adanya kekuatan teknologi yang dapat menguasai segala hal bahkan kehidupan nyata seseorang. Kevin dan Alan terus berupaya mengeksplore sistem informasi software untuk menciptakan masa depan dunia yang lebih sempurna. Cyberspace diciptakan melalui kecanggihan teknologi berawal dari sebuah game dan menghasilkan dunia virtual yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ruang virtual dikisahkan sebuah ruang yang memiliki waktu lebih lama daripada didunia nyata. Hal ini menunjukkan bahwa cyberspace lebih diinginkan karena tidak membatasi ruang dan waktu. Hal ini seringkali membuat masyarakat virtual terjebak dalam dunia mayanya karena lebih bebas mewujudkan apa saja disana. Dalam film ini kemajuan teknologi dianggap mampu memberikan kehidupan masa depan yang lebih baik. Bahkan teknologi dapat menciptakan pengghuni baru di dunia nyata seperti Quora yang merupakan program dapat hidup berdampingan dengan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa film ini memiliki aliran Neo-futuritis. Pandangan Neo-futuris beranggapan, suatu keyakinan yang tidak kritis sedang berlangsung, yaitu penerimaan terhadap hal-hal yang baru, dalam hal ini terkait dengan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi menurut pandangan ini memiliki dampak positif terhadap proses politik dan pengembangan nilai-nilai demokratisasi. Mereka juga menjelaskan, “menjadi digital” adalah sesuatu yang utama dari kehidupan politik yang menyehatkan saat ini.( Anthony G. Wilhelm (2000) dalam bukunya yang berjudul “Democracy in the Digital Age: Challenges to Political Life in Cyber Space”)

0 comments:

Post a Comment

 
Let's Make Indonesian Librarian Story Blog Design by Ipietoon