JADILAH PUSTAKAWAN ASERTIF

“Setiap dari kita memiliki hak untuk menjadi dan mengekspresikan diri sendiri, serta merasa nyaman ketika melakukannya, selama kita tidak melukai perasaan orang lain dalam prosesnya. Mempromosikan kesetaraan dalam hubungan manusia, yang memungkinkan kita untuk bertindak menurut kepentingan kita sendiri, untuk membela diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan dengan jujur dan nyaman, untuk menerapkan hak-hak pribadi kita tanpa menyangkali hak-hak orang lain”.
 (Robert Alberti & Micheal Emmons dalam bukunya Your Perfect Right) 

Pustakawan dalam menjalankan tugas tentu tidak lepas dari interaksi baik dengan sesama rekan kerja maupun pemustaka. Komunikasi yang terjalin haruslah bersifat kondusif tak pandang bulu. Hal ini dapat tercapai jikalau kita saling menghargai kebutuhan atau hak masing-masing. Dalam melayani pemustaka yang beranekaragam kebutuhanya pustakawan dituntut untuk senantiasa menuangkan ide-ide yang antimainstream, sehingga dinamika pelayanan selalu memunculkan ide-ide yang terbarukan, sehingga perpustakaan dapat selalu eksis diatas kecenderungan masyarakat pada internet. Keberanian mengekspresikan ide, pendapat merupakan hak karyawan dalam bekerja. Seringkali setiap individu memiliki imajinasi yang unik tetapi tidak menghasilkan suatu karya karena ragu-ragu, takut, atau hanya dipendam saja. Anggapan yang salah jika keberanian mengemukakan pendapat dianggap sebagai sikap agresif atau menyerang orang lain. Alhasil, sikap ini hanya menjadikan individu tersebut menjadi pasif. Kepasifan hanya membawa kepasrahan atau bahkan ketakutan untuk mengatakan tidak terhadap penjarahan hak-hak pribadi. 

Dalam bekerjsama dengan orang lain dibutuhkan suatu ketegasan, terlebih lagi dalam memperjuangkan hak-hak pribadi yang tentu saja tanpa melukai perasaan orang lain. Sikap asertif dibutuhkan setiap individu dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. Menurut Alberti dan Emmons (1974) assertiveness as “behavior which enables a person to act in his own best interests, to stand up for himself without undue anxiety, to express his honest feelings comfortably, or to exercise his rights without denying the rights of others”. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa asertif merupakan perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak terbaik atas kepentingannya, untuk membela dirinya sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untuk mengekspresikan perasaan jujur, atau menggunakan hak tanpa menyangkal hak orang lain. 

Adapun hak-hak pribadi bagi setiap orang yang patut kita perhatikan sebagaimana yang telah disebutkan dalam Janette S. Caputo (21:1984) adalah sebagai berikut:
1.Hak untuk diperlakukan dengan hormat
2.Hak untuk mengatakan tidak merasa bersalah
3.Hak merasakan dan mengungkapkan perasaan
4.Hak untuk mengambil waktu untuk berpikir
5.Hak untuk berbeda pikiran dengan kita
6.Hak untuk meminta apa yang diinginkan
7.Hak untuk menentukan prioritasnya sendiri
8.Hak untuk informasi
9.Hak untuk membuat kesalahan
10.Hak untuk merasa lebih nyaman dengan dirinya sendiri.

Dalam dunia perpustakaan perilaku asertif adalah tindakan langsung yang memungkinkan pustakawan untuk mencoba resolusi konflik interpersonal dalam cara yang rasional dan penuh perhatian. Pustakawan asertif ditandai dengan kejujuran, objektivitas, akurasi, menghormati diri dan orang lain, toleransi wajar, dan ekspresi diri. (Caputo:1994). Sikap asertif pustakawan dengan bebas mengeluarkan opini, ide, gagasan tanpa melanggar hak-hak individu lain akan mencitrakan diri berpendirian dan tidak dianggap sebelah mata oleh pihak lain. Banyak cara yang dapat dilakukan pustakawan dalam menyuarakan pendapatnya dalam isu-isu kontroversial baik secara langsung maupun tulisan atau artikel surat kabar. Pustakawan sebagai pihak yang memegang informasi seharusnya memiliki analisis situasi yang terjadi disekitarnya sehingga mampu membantu pemecahan masalah pemustaka dengan menempatkan diri secara efektif dan percaya diri. Hal ini dapat dilakukan dengan menaruh perhatian dan memberi perhatian atas kebutuhan pemustaka. Dengan penghargaan atas kebutuhan pemustaka, maka pekerjaan pustakawan juga akan diapresiasi. Asertif juga ditandai dengan toleransi yang dapat diwujudkan pustakawan dengan sikap sopan dan ramah kepada semua orang. Keramahan pustakawan yang menyenangkan, menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepada pemsutaka sehingga interaksi yang kondusif. Sikap asertif menempatkan pustakawan lebih efektif dalam mengambil suatu keputusan tanpa dibebani katakutan atau emosi. Pentingnya perilaku asertif pustakawan akan menunjukan citra profesi yang berkualitas yang mampu menempatkan diri dihadapan khalayak luas. Alhasil penghargaan terhadap diri pustakawan akan membuahkan penghargaan dari pihak lain terhadap eksistensi pustakawan dalam melayani masyarakat informasi.

4 comments:

  1. Pustakawan asertif harus diimbangi dengan pemustaka yang ter-edukasi, sehingga layanan perpustakaan dapat maksimal

    ReplyDelete
  2. selain assertif pustakawan juga harus cerdas

    ReplyDelete
  3. semangat mengedukasi dan meningkatkan asertivitas ^^

    ReplyDelete
  4. How to Make Money with a Game of Chance - Work-Tomake Money
    Playing with money is easy. In งานออนไลน์ the example above, a player in a typical game is dealt out with kadangpintar money, with 제왕 카지노 a player holding a card for them. The player

    ReplyDelete

 
Let's Make Indonesian Librarian Story Blog Design by Ipietoon