Librarian: Say No Stress, Say Yes Social Skill

Di era kompetitif seperti sekarang ini, multitalent personal sudah menjadi tuntutan setiap orang jika tidak ingin tergeser ramainya arus persaingan. Tak terkecuali pustakawan dituntut mampu menyebar, menjual  informasi, marketing dan pencitraan lembaga. Jasa layanan perpustakaan, menuntut pustakawan untuk memahami berbagai kebutuhan dan pertanyaan pemustaka agar dapat memberikan layanan prima. Tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan beban kerja yang tidaklah mudah bagi pustakawan. Jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mengalami stres kerja. (Rini, 2002: 1). Schneider menyatakan bahwa staf perpustakaan juga dapat mengalami stres sehubungan dengan pekerjaannya, walaupun dengan alasan dan tingkat yang berbeda dengan bidang-bidang pekerjaan lain (Schneider, 1991: 387). Sebagai contoh staf bagian pelayanan yang dapat mengalami stres karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tekanan untuk selalu bersikap ramah, vandalisme, dan adanya gangguan dari anggota masyarakat (Schneider, 1991: 388). Selain itu, kecakapan pustakawan juga dituntut dalam memberikan jawaban secara tepat dan cepat dalam layanan rujukan.


Tuntutan yang begitu komlpeks terhadap profesi pustakawan tidak serta merta mendapat apresiasi positif dari masyarakat. (Sulistyo-Basuki, 2006 : 63) menyatakan bahwa: pustakawan seringkali menerima umpan balik yang negatif dari masyarakat. Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat yang tinggi terhadap pelayanan sehingga pustakawan sulit mencapai standar yang diinginkan oleh masyarakat. Seandainya mereka dapat memenuhi standar tersebut, masyarakat pada umumnya tidak memberi pujian, sebab masyarakat menganggap bahwa hal tersebut lumrah dan memang seharusnya seperti itu.
Keseluruhan perkerjaan pustakawan yang melampui kemampuannya dapat memicu adanya stres kerja. Peran penting Pustakawan dengan serangakain beban kerjanya masih saja kurang mendapat apresiasi yang positif dari mastarakat. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara tuntutan kerja dan apresiasi dari masyarakat sehingga dibutuhkan suatu keterampilan khusus bagi pustakawan dalam melakukan komunikasi kepada masyarakat agar terpenuhi rasa dibutuhkan dan rasa berharga.

Menurut Mappiare (1982) keterampilan sosial atau social skill adalah kemampuan individu dalam berinteraksi sosial dengan masyarakat di lingkungannya dalam rangka memenuhi kebutuhannya untuk dapat diterima oleh teman sebaya baik sejenis kelamin ataupun lawan jenis agar ia memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga. Kemampuan interaksi sosial akan menghasilkan hubungan yang baik dengan rekan kerja, baik rekan kerja dalam satu bagian maupun rekan kerja di bagian lain, maupun dengan masyarakat sehingga kerjasama dapat terjalin dengan baik. Hubungan dan kerjasama yang baik akan mencegah timbulnya stres kerja bagi staf perpustakaan (Caputo, 1991: 48). Atsmosfer yang kondusif dalam bekerja akan meningkatkan produktifitas dan motivasi pustakawan dalam berkarya. Pustakawan yang memiliki social skill yang baik akan mampu mencapai kualitas hidup dimana tercipta hubungan yang baik, atau dekat baik dengan lingkungannya. Dan sebaliknya individu yang tidak mampu mempertahankan interaksi sosial yang positif akan mengarah pada kecemasan, stress bahkan depresi.
Supaya interaksi sosial itu dapat berjalan lancar, maka pustakawan dalam menjalin hubungan interaksi itu harus selalu mengingat lima prinsip, yaitu: Berasumsi bahwa semua orang itu baik, menganggap wajar apabila terjadi perbedaan pendapat, memberikan respek atau empati pada orang lain, hubungan berorientasi saling membutuhkan, dan mau menerima kekurangan orang lain serta mengakui kekurangan diri sendiri.
Terdapat penelitian bahwa kemampuan membangun hubungan yang positif dengan orang lain dapat mengurangi distress psikologis, yang menciptakan kebebasan, identitas diri, dan harga diri. Social skill pustakawan dengan menciptakan hubungan yang baik dalam lingkunganya, dapat membantu mengatasi stress dengan memberikan perhatian, informasi, dan feedback.


0 comments:

Post a Comment

 
Let's Make Indonesian Librarian Story Blog Design by Ipietoon