“Gazebo Baca” Atsmosfer Baru Persipda Salatiga




Gazebo Baca Sebagai Ruang Publik Masyarakat Salatiga
                                 
     

Kali ini saya akan memposting hal yang menarik dari Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga tempat saya bekerja. Gazebo baca merupakan fasilitas yang baru di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga. Secara umum, gazebo dikenal sebagai tempat untuk bersantai, berkumpul dimana terjadi interaksi yang instens dari suatu kelompok. Sedangkan gazebo baca di Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga sendiri berupa pondok-pondok yang tertata artistik di belakang gedung perpustakaan dengan harmonisasi taman terbuka nan hijau.

Librarian: Say No Stress, Say Yes Social Skill

Di era kompetitif seperti sekarang ini, multitalent personal sudah menjadi tuntutan setiap orang jika tidak ingin tergeser ramainya arus persaingan. Tak terkecuali pustakawan dituntut mampu menyebar, menjual  informasi, marketing dan pencitraan lembaga. Jasa layanan perpustakaan, menuntut pustakawan untuk memahami berbagai kebutuhan dan pertanyaan pemustaka agar dapat memberikan layanan prima. Tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan beban kerja yang tidaklah mudah bagi pustakawan. Jika seseorang dihadapkan pada tuntutan pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mengalami stres kerja. (Rini, 2002: 1). Schneider menyatakan bahwa staf perpustakaan juga dapat mengalami stres sehubungan dengan pekerjaannya, walaupun dengan alasan dan tingkat yang berbeda dengan bidang-bidang pekerjaan lain (Schneider, 1991: 387). Sebagai contoh staf bagian pelayanan yang dapat mengalami stres karena dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tekanan untuk selalu bersikap ramah, vandalisme, dan adanya gangguan dari anggota masyarakat (Schneider, 1991: 388). Selain itu, kecakapan pustakawan juga dituntut dalam memberikan jawaban secara tepat dan cepat dalam layanan rujukan.

Pustakawan Sosialita

 

Bicara tentang pustakawan emang gak ada habisnya. Pustakawan saat ini bukanlah sahabat buku saja, namun profesi ini berada pada titik yang stategis berdampingan dengan displin ilmu lain. Aktivitas perpustakaan yang mencakup hal ruang, gedung, informasi, SDM, sarana prasarana, layanan dengan dinamikanya membutuhkan pendekatan interdisipliner dalam setiap pemecahan masalahan. Pendekatan interdisipliner menuntut pustakawan berkolaborasi dengan berbagai pihak profesional bidang lain guna memberikan performa terbaik kepada masyarakat. Hal ini mencerminkan hakikat pustakawan sebagai makhluk sosial yang membutuhkan partner lain. Sebagai contoh, di tengah kemajuan TI kebutuhan pustakawan akan profesional TI tidak dapat ditawar lagi. 
 
Let's Make Indonesian Librarian Story Blog Design by Ipietoon