Di era kompetitif seperti sekarang ini, multitalent personal sudah menjadi
tuntutan setiap orang jika tidak ingin tergeser ramainya arus persaingan. Tak
terkecuali pustakawan dituntut mampu menyebar, menjual informasi, marketing
dan pencitraan lembaga. Jasa layanan perpustakaan, menuntut pustakawan untuk
memahami berbagai kebutuhan dan pertanyaan pemustaka agar dapat memberikan
layanan prima. Tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan beban kerja yang
tidaklah mudah bagi pustakawan. Jika seseorang dihadapkan pada tuntutan
pekerjaan yang melampaui kemampuan individu, maka dapat dikatakan bahwa
individu tersebut mengalami stres kerja. (Rini, 2002: 1). Schneider menyatakan
bahwa staf perpustakaan juga dapat mengalami stres sehubungan dengan
pekerjaannya, walaupun dengan alasan dan tingkat yang berbeda dengan
bidang-bidang pekerjaan lain (Schneider, 1991: 387). Sebagai contoh staf bagian
pelayanan yang dapat mengalami stres karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti tekanan untuk selalu bersikap ramah, vandalisme, dan adanya gangguan
dari anggota masyarakat (Schneider, 1991: 388). Selain itu, kecakapan
pustakawan juga dituntut dalam memberikan jawaban secara tepat dan cepat dalam
layanan rujukan.